Komisariat Al-Kamal bernaung di Kampus STAI Al-Kamal Sarang Rembang. Komisariat ini merupakan komisariat pertama sejak berdirinya cabang Rembang pada tahun 2012. Sudah berlangsung 6 kali pergantian kepemimpinan ketua komisariat. Diantara para ketua komisariat yaitu Sahabat Rahmadi, Sabahat Ainur Rofiq, Sahabat Fiqy, Sahabat Minan, Sahabat Nafis, dan sekarang dipimpin oleh Sahabat Yusni.
Komisariat Al-Kamal memiliki dua rayon persiapan yang baru saja dideklarasikan pada tahun ini yaitu Rayon Pangeran Wiranegara dan Rayon Nyi Ageng Maloka. Pendeklarasian rayon ini dilakukan dikarenakan jumlah kader yang semakin meningkat dan sebagai tindak lanjut setelah Komisariat Al-Kamal melaksanakan PKD mandiri untuk pertama kalinya.
Bisa dibilang perkembangan Komisariat Al-Kamal cukup pesat. Hal ini didukung oleh militansi kader-kadernya. Walaupun jumlah kader saat Mapaba jumlahnya masih banyak komisariat lain di Rembang, namun prosentase kader pasca mapaba menuju PKD cukup besar. Contoh saja dari 30 kader yang melaksanakan Mapaba 13 diantaranya melaksanakan PKD.
Kader Al-Kamal pada umumnya berasal dari lokal Rembang yang mayoritas berasal dari Kecamatan Sarang, Kecamatan Sedan, Kecamatan Kragan, Kecamatan Pamotan, dan Kecamatan Lasem. Sebagian merupakan mahasiswa yang tengah bekerja meupun belum bekerja dan juga mahasiswa yang masih mengenyam pendidikan pesantren. Dengan latar belakang yang beragam tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam kaderisasi PMII di kampus STAI Al-Kamal.
Latar belakang mahasiswa yang berasal dari mahasiswa yang sudah bekerja dan dari pondok pesantren menjadi problem tersendiri dalam kaderisasi. Banyak mahasiswa yang menolak bergabung di PMII dikarenakan kesibukan pada pekerjaan dan belajar di pondoknya. Adapun formula yang diterapkan selama ini yaitu saat Mapaba kuantitas yang dikedepankan. Sedangkan pasca mapaba dan menuju ke PKD benar-benar pengkualitasan kader yang diutamakan.
Tidak hanya problem pada sektor kaderisasi, hubungan antara Komisariat dan pihak kampus juga sering mengalami ketidakharmonisan. Salah satu penyebabnya yaitu para pengurus organisasi internal kampus merupakan kader PMII. Organisasi internal kampus kurang diramaikan sedangkan saat melaksanakan kegiatan PMII begitu ramai dan bersemangat. Akan tetapi problem tersebut lambat laun mulai teratasi dengan pengerahan kekuatan kader PMII untuk aktif di organisasi mahasiswa intra kampus. Kekritisan para kader PMII terkadang juga menjadi salah satu sebab ketidakharmonisan pihak kampus dengan komisariat.
Proses ber-PMII di komisariat Al-Kamal terbilang cepat. Jika pada kampus-kampus besar biasanya semester 7 atau 8 masih berproses di komisariat, di Al-Kamal biasanya semester 7 sudah menjadi anggota cabang. Salah satu penyebab dilakukan percepatan proses karena banyak kader yang berhenti berproses di tengah jalan pada semester-semester tersebut, baik dikarenakan menikah, fokus bekerja ataupun aktif di desa masing-masing. Itulah yang menyebabkan percepatan proses ber-PMII dipercepat. Tentunya terdapat konsekuensi dari percepatan kader tersebut yaitu kurang matangnya kader saat berada pada pengurus komisariat ataupun pengurus cabang.
Problem lainnya dari kader Al-Kamal yaitu kurangnya minat membaca dan menulis. Selain itu minat untuk melaksanakan diskusi dan kajian terbilang cukup rendah. Saat acara yang berisi jalan-jalan dan acara formal massa yang hadir sangatlah banyak. Akan tetapi saat terdapat acara yang bertajuk diskusi atau kajian yang hadir hanya segelintir saja. Jalan yang diambil untuk mengatasinya yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang bertajuk jalan-jalan dengan menyusupi diskusi dan kajian di dalamnya.
Penulis : Asnal Masyawi
0 Komentar