Rekrutmen dan Kaderisasi PMII di Rembang

Kaderisasi merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dan mutlak diperlukan dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang diharapkan. Bung Hatta pernah menyatakan tentang kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit”. Berarti untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus dipersiapkan.

Dari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek), yaitu individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Kedua, sasaran kaderisasi (obyek), yaitu individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi. Sifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan matang secara intelektual dan psikologis.

Pada hakikatnya kaderisasi dalam PMII adalah upaya–upaya secara totalitas yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina serta mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal sholeh pada setiap warga pergerakan. Maka dari itu citra diri ulul albab disarikan dalam motto PMII dzikir, fikir, dan amal shaleh.

Dalam organisasi PMII melaksanakan kaderisasi yang terstruktur dan sistematis. Kaderisasi dalam PMII merupakan ujung tombak perkembangan dan kemajuan organisasi. Kaderiasi dalam PMII sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kaderisasi formal, kaderisasi informal, dan kaderisasi nonformal. Dalam berbagai jenjang tingkatan baik rayon, komisariat, cabang, koordinator cabang, maupun tingkatan pengurus besar melaksanakan yang namanya kaderisasi. Tentunya di setiap tingkatan memiliki tugas dan goalnya masing-masing. 

Sistem kaderisasi PMII di seluruh Indonesia telah diatur sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh pusat. Karena begitu luasnya Indonesia dan perbedaan kultur baik dari segi SDM dan kampus mengharuskan setiap daerah menyesuaikan ketentuan-ketentuan kaderisasi yang ditetapkan dalam skala nasional untuk diramu sesuai dengan lokalisdem masing-masing. Akan tetapi dalam penyesuaian sistem kaderisasi tersebut juga harus mengarah ke garis haluan kaderisasi nasional.

Rembang sendiri tergolong cabang yang masih baru. Cabang ini dideklarasikan pada tahun 2012 dan baru menyandang cabang definitif pada tahun 2018. Kultur mahasiswa dan kampus di Rembang jelas berbeda dengan cabang-cabang yang sudah lama berdiri. Perbedaan yang paling umum diantaranya jumlah mahasiswa sedikit, mayoritas mahasiswa lokal, organisasi ekstra kampus yang masih minim. Perbedaan tersebutlah yang menjadi faktor sistem kaderisasi yang hasrus disesuaikan dengan lokalisdem daerah.

Sebelum Rembang resmi menjadi cabang definitif kaderisasi, khususnya dalam perekrutan hanya berfokus pada kuantitas. Hal itu dilakukan untuk memenuhi syarat minimal jumlah kader untuk menjadi cabang definitif. Akan tetapi setelah dinyatakan definitif dan PMII di Rembang mulai eksis arah kaderisasi mulai bergeser secara perlahan yang awalnya hanya berfokus pada kuantitas kini mulai mengarah kekualitas. Dalam proses perekrutan tentunya kuantitas masih sangat ditekankan. Akan tetapi, dalam pengawalan/pendampingan kader, kualitas menjadi prioritas.

Penulis : Asnal Masyawi


0 Komentar