Rayon Mengkader Negara di Usianya yang Belia


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, atau biasa disingkat dengan PMII merupakan sebuah organisasi berpaham aswaja. PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang tergabung di HMI. Mereka butuh sebuah organisasi kemahasiswaan untuk menuangkan pemikiran mereka yang kritis dan dinamis. Di lain sisi, HMI lebih dekat dengan Masyumi dan menimbulkan keresahan mahasiswa NU karena merasa terpinggirkan. Guncangnya politik Indonesia kala itu juga menjadi alasan pentingnya mendirikan organisasi mahasiswa NU. Di beberapa wilayah Indonesia sudah terdapat kelompok organisasi mahasiswa seperti IMANU, KMNU, dan PMNU. Sayangnya, ketiganya tidak bertahan lama karena melihat situasi IPNU yang masih dini sehingga kehadiran organisasi tersebut akan menjadi halang rintang bagi IPNU. Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU terus disemarakkan hingga pada tanggal 17 April 1960 PMII lahir dan ditetapkan sebagai harlah PMII.

PMII termasuk salah satu underbouw-nya NU, tak heran jika struktur kepengurusannya sama. Mulai dari PB, PKC, PC, PK, dan PR. Dari kelima kepengurusan, PK dan PR menjadi titik awal pengkaderan, terlebih PR. Hal ini disebabkan PR berpusat di tingkatan fakultas/prodi, jadi proses pengkaderan bisa lebih optimal, fokus, dan menjurus. Ada juga PK yang belum mempunyai PR karena SDM-nya terbatas. Komisariat Al-Kamal Sarang Cabang Rembang mempunyai 2 Rayon, Rayon Nyai Ageng Maloka dan Rayon Pangeran Wiranegara. Kedua nama tersebut diambil dari nama pasutri yang mempunyai peran besar terhadap keislaman wilayah Rembang, khususnya Lasem. Nyai Ageng Maloka adalah kakak dari Syeikh Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, putra Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Pangeran Wiranegara atau Mbah Brayud merupakan putra Pangeran Wirabadjra atau Mbah Brawud, keturunan Pangeran Bodronolo dengan Bi Nang Ti, nama asli puteri Champa. Achmad Sujoko dalam wawancara pribadinya memaparkan adanya Rayon supaya antar jurusan punya wadah organisasi ekstra, sekaligus bagi mahasiswa yang kurang aktif. Karena terkadang mindset/pola pikir mereka berbeda yang disebabkan beda jurusan, beda pendapat, dan sebagainya. Seumpama mengadakan diskusi untuk ke depannya terkait organisasi ekstra, bisa lebih enak. Selain itu banyak kader-kader yang belum tersentuh di Komisariat. Jika mengadakan Rayon, ikatan emosional antara kader satu dan lainnya bisa terbangun. Gagasan ini muncul saat pelantikan PC Rembang. M. Minanurrochmam, Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Rembang masa jabatan 2020/2021 menjelaskan pentingnya peranan Rayon dalam menggembleng kader. Semakin tinggi tingkat kepengurusan PMII, kaderisasi semakin berkurang. Oleh karena itu, Rayon selaku tingkatan yang paling dekat dengan mahasiswa harus punya kualitas yang mumpuni dalam mencetak kader yang berkarakter.

Belum genap setahun Rayon di Al-Kamal berkontribusi mengkader negeri, namun cukup aktif mengadakan beberapa kegiatan dan ikut andil dalam acara Komisariat. Meskipun dalam menjalankan agenda masih jadi satu, harus diacungi jempol. Kesungguhan serta keteguhan Rayon dalam mencetak pribadi muslim yang berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia bisa dibuktikan dengan perhelatan MAPABA RAYA dari Rayon. Kegiatan Rayon dalam mengkader SDM-nya juga bisa dijumpai dalam agenda bulanan, yaitu perjamuan NGOPI BARENG. Acara ini berupa tahlilan bareng-bareng serta kirim doa di kediaman mahasiswa, dilanjutkan ngolah pikir yang diimplementasikan dalam diskusi tentang fakta dan isu-isu yang aktual di dalam maupun luar negeri.

Pembentukan Rayon merupakan sebuah tindak lanjut dari kepedulian Komisariat dalam menempa mental kader aswaja. Minim pengalaman dalam pengkaderan bukan sebuah problem yang serius jika giat menciptakan komunikasi yang apik. Komitmen mendidik manusia penerus bangsa harus diawali dari level terdekat dengan personalnya.

Oleh : Muhammad Fikri Mustofa

Editor : Asnal Masyawi

0 Komentar