Mungkin kita tidak perlu heran akan pengambilan sebuah tantangan tanpa melihat resiko dan tidak mengambil peluang yang tak kasat kini sudah menjadi fenomena global di rana modern ini. Dan beruntungnya, di masa ini, telah ada sebuah organisasi yang dapat menuntun setiap kader kadernya sehingga bisa menjadi seorang kader yang diproses sehingga terbentuk angan cita citanya. Dan manfaatnya dapat diambil untuk diri sendiri dan maupun orang lain. Tidak hanya menjadi kader yang lebih baik, akan tetapi mendapatkan sebuah jaringan yang sangat meluas, berpikir kritis, dan demokratis.
Maka dari itu, nilai-nilai ideologi yang selalu ditancapkan dimulai saat perekrutan anggota baru, dan itu merupakan suatu kewajiban. Balik lagi soal tantangan dan peluang. Kita tahu, sebagai warga Kota Rembang dan sekitarnya, masih banyak persoalan-persoalan yang hanya menjadi ocehan belaka tanpa ada jalan keluarnya , tapi masih terbelenggu oleh aturannya. Misalnya, Anggapan sebagian masyarakat yang menganggap remeh sebuah Organisasi , padahal didalam organisasi tersebut terdapat berbagai peluang yang dapat meningkatkan kualitas SDA seseorang yangterjun didalamnya, dan bahkan terdapat berbagai tantangan yang dapat mengasah dan menambah pengalaman seseorang, Namun masih di abaikan oleh sebagian masyarakat.
Akan tetapi, dengan adanya presepsi sebagian masyarakat tersebut. Sebetulnya, masih banyak peluang-peluang yang kami dapatkan. Dengan cekatan, kita bisa merubah presepsi masyarakat dengan dimasukkannya organisasi yang masih berpegang teguh pada ajaran ahlussunah waljama'ah, dan organisasi itu adalah PMII, dan itu sudah pasti tugas seorang kader.
Oh iya, bukan hanya presepsi didalam sebagian masyarakat saja, disini juga terdapat ruang lingkup yang dikerumuni oleh beberapa pondok pesantren, baik itu pondok pesantren tradisional maupun pondok pesantren modern ( bahasa ).
Dan ini Tantangan bagi seorang kader dan tanpa disadari dapat menjadi peluang baginya , dengan didoktrinya pemikiran dengan konsep &sendiko dawuh& menurut saya, itu menjadi tantang tersendiri. Karena merubah pola pikir yang seperti itu memang butuh proses untuk menjadikan seorang kader yang kritis. Bukan hanya sekedar modal nurut saja kepada ketuanya. Lalu, soal pemahaman mengenai organisasi PMII juga masih minim. Memang sebagian besar telah mengetahui bahwa PMII ialah sebuah organisasi yang masih mengikut didalam badan otonom NU ( Nahdlatul Ulama ) walaupun masih bersifat independen. Akan tetapi, untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam cukup mengais lebih dalam lagi. Tapi, saya yakin. Dengan tertatih-tatihnya dalam berproses. Suatu saat, di kemudian hari akan tiba masanya PMII di Kota Rembang yang banyak akan sebuah cerita nostalgia ini, bisa maju dan tumbuh subur.
Salam pergerakan!!!
Penulis : Zubairul Kamal I’tazza
0 Komentar