Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia dan merupakan organisasi yang berlandaskan aswaja (ahlul sunnah wal jama’ah). Organisasi ini setiap tahunnya selalu merekrut anggota untuk menjadi kader. Adapun tujuan dari perekrutan anggota ini adalah untuk regenerasi kader.
Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa yang akan datang. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.
Bung Hatta pernah berkata mengenai kaderisasi, &Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam!&.
Pola kaderisasi PMII memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan dan situasi karakter mahasiswa pada jenis lembaga serta fakultas tertentu. Oleh karena itu, pemahaman tentang teritorial PMII sangat perlu untuk ditanamkan. Keberagaman latar belakang kultur mahasiswa di kampus umum serta padatnya waktu kuliah menjadi tantangan yang berat bagi PMII kampus umum. Untuk itu diperlukan formulasi kaderisasi yang matang agar tetap mampu bertahan di tengah kondisi kampus yang heterogen. Banyak jumlah kajian keilmuan di kampus umum dengan berbagai fakultas yang mempelajari disiplin ilmu dapat dijadikan modal untuk memaksimalkan pengembangan potensi kader sesuai dengan budaya masing-masing.
Dalam perkembangan era sekarang atau biasa disebut era millenial, PMII perlu menata kembali format gerakannya. Format gerakan yang mendasari tujuan awal PMII dibagi menjadi tiga hal:
Format gerakan pengembangan kampus dan mahasiswa. Yaitu dengan munculnya masalah-masalah di kampus harus di respon dengan cepat. Contohnya turunnya peningkatan prestasi akademik dan minimnya alternatif gagasan dan pemikiran.
Format gerakan keagamaan yang menjadi spirit dasar PMII. Contoh masalah yang muncul yaitu maraknya radikalisme dan konflik kekerasan atas nama agama.
Format gerakan kebangsaan. Contoh masalah yang muncul yaitu hilangnya integritas, moralitas dan minimnya kapasitas para pemimpin bangsa. Seperti munculnya kasus-kasus korupsi.
PMII lahir dan berkembang bukan sebagai organisasi di persimpangan jalan yang kebingungan dengan sikap kiri dan kanan. Tetapi PMII lahir dengan identitas yang jelas, sebagai jangkar perubahan sosial bagi masa depan bangsa. Keberadaan PMII bersama organisasi kemahasiswaan lainnya sangat dibutuhkan bagi bangsa ini sebagai penguat ideologi bangsa di tengah gempuran berbagai ideologi asing dan keberadaannya memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat dan jalan lurus untuk bernegara.
Penulis: Eva Nur Fadilah F.
0 Komentar