Hikayat Kaderisasi


Problematika berkepanjangan yang terjadi dalam tubuh PMII Komisariat Renaisans dampaknya sangat terasakan, yang paling krusial yaitu, kaderisasi. Problem tersebut berimbas selalu pada kaderisasi rayon. Hal tersebut telah terjadi sejak periode kepengurusan sebelum-sebelumnya, akan tetapi kader PMII Renaisans malah terkesan bermusuhan antar rayon hanya karna tak sepaham.


Di mana kader seharusnya menjadikan perbedaan pendapat tersebut agar saling berlomba-lomba dalam kebaikan tanpa menjatuhkan satu sama lain. Pendewasaan berorganisasi seharusnya sudah selesai bagi siapapun yang mengaku dirinya sebagai kader. Sikap yang seharusnya dimiliki adalah mengimplementasikan prinsip aswaja yang sudah menjadi pedoman bagi kader. Yang menjadi pertanyaan, apakah selama ini kita yang mengaku sebagai kader sudah mengkaji, memahami, merenungkan bahkan merefleksikan pada kehidupan sehari-hari kita? Saya rasa semua kader sudah selesai dalam hal itu. Bukan malah menjadikan konflik berkepanjangan.


PMII Komisariat Renaisans saya rasa perlu untuk mengkaji ulang kurikulum kaderisasi di internalnya. Dan juga Pengurus Cabang seharusnya membuat pedoman kaderisasi yang relevan untuk saat ini. Kemudian, apakah Pengurus Cabang masih memperhatikan hal paling mendasar tersebut? Alih-alih memperhatikan, eh semoga didengar dan ditindaklanjuti untuk kepentingan PMII Rembang yang berkelanjutan dan semakin membaik.



Penulis: Fajar Mbahe (Kader Rayon Borjuis Arete)

0 Komentar